Senin, 28 November 2011

prematur

Lahir Prematur, Beragam Faktor Penyebabnya PDF Cetak E-mail
Ditulis oleh Administrator   
Kamis, 14 Januari 2010 07:38
prematur1. FAKTOR IBU
  • Antroprometris: Bila postur ibunya kerdil (short stature) dapat mempengaruhi janin di rahimnya, yaitu tak bisa mengembang dengan sempurna.
  • Masalah Gizi: Semisal kurang gizi atau anemia pada ibu sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Pertumbuhan janin terhambat dalam waktu lama akan mempengaruhi kelahiran bayi sebelum waktunya.
  • Kondisi Servik Uteri: Yaitu leher rahim yang lemah. Misal, setiap bayinya berkembang besar, servik uteri ibunya ingin membuka terus, sehingga bayi terpaksa lahir.

Selain itu bisa juga karena:
  • Infeksi: Semisal infeksi vagina yang disebut vaginosis bakterial. Bakteri ini akan naik ke atas menyebabkan ketuban mudah pecah. Akibatnya, bayi lahir cepat. Selain itu, harus diwaspadai juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Others Hepatitis B, HIV/AIDS, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes). Infeksi TORCH, selain dapat mempengaruhi pertumbuhan janin dan kelahiran prematur, juga berdampak terhadap tumbuh kembang anak di kemudian hari.
  • Penyakit: Semisal pre-eklampsia.
  • Persalinan Spontan Atau disebut spontaneous preterm labor: Persalinan prematur spontan ini tak dapat diduga sebelumnya, tapi biasanya berhubungan dengan latar belakang ibunya, yaitu umur ibu (terlalu tua atau terlalu muda), anak pertama (nuliparitas) atau banyak anak (multiparitas), adanya riwayat kelahiran prematur atau riwayat abortus, perdarahan pada kehamilan muda, ketuban pecah dini, kenaikan berat badan ibu selama hamil tak sesuai, kehamilan ganda, ibu perokok berat, faktor pekerjaan, dan ibu yang mengalami stres berat.

2. FAKTOR SOSIO EKONOMI

Yaitu menyangkut keadaan sosio-ekonomi keluarga tersebut, tingkat pendidikan, sifat aktivitas pekerjaan ibu, hubungan keluarga, dukungan psikologis suami selama hamil, dan stres lingkungan.

3. FAKTOR LINGKUNGAN HIDUP

Contohnya faktor pemukiman dan kesehatan lingkungan. Konon, wanita hamil yang mengalami paparan timah hitam (asap knalpot) mempunyai risiko melahirkan bayi prematur.

4. FAKTOR PELAYANGAN KESEHATAN

Misalnya, pemeriksaan kehamilan yang masih terbatas atau sarana pelayanan kesehatan yang belum dimanfaatkan secara optima

ruptura sinus marginalis

Ibu Hamil, Waspadai Plasenta Lepas

0
0

Rate This

inmagine.com
Plasenta yang lepas sudah termasuk kondisi yang membahayakan baik bagi ibu hamil maupun janin. Buruan ke dokter agar segera ditangani secepatnya  Walau ibu hamil sudah sangat menjaga kandungannya, terkadang hal tak diinginkan bisa terjadi. Salah satu kondisi yang membahayakan adalah lepasnya ari-ari (solusio plasenta) dari tempatnya pada dinding rahim bagian atas. Kasus ini mungkin terjadi pada usia kandungan trimester ketiga. Beberapa kasus lain terjadi sebelum kandungan menginjak 20 minggu.
Lepasnya ari-ari ini bisa dikategorikan menjadi 3 bentuk. Yakni, lepasnya seluruh ari-ari (solusio plasenta totalis), ari-ari terlepas sebagian (solusio plasenta parsialis), atau lepasnya sedikit bagian dari pinggiran ari-ari (ruptura sinus marginalis).
Tingkatan berat ringan. Kasus lepasnya ari-ari jika dikategorikan berdasarkan berat ringannya, terdiri dari 3 tingkatan, yakni:
  • Solusio plasenta ringan: ari-ari terlepas sebagian kecil. Ditunjukkan dengan gejala perut sedikit nyeri, rahim mulai menegang dan keluar darah agak kehitaman
  • Solusio plasenta sedang: seperempat bagian ari-ari telah terlepas. Perut akan nyeri, rahim tak berhenti menegang dan pendarahan dari vagina. Mungkin darahnya tidak banyak tapi sebenarnya pendarahan hebat terjadi di dalam tubuh sekitar 1.000 ml. Ibu hamil akan syok kehilangan kesadaran serta kemungkinan janin meninggal. Jika janin masih hidup, kondisinya sudah gawat.
  • Solusio plasenta berat lebih dari duapertiga bagian ari-ari telah terlepas. Perut akan sangat tegang dan sangat nyeri. Ibu hamil syok dan janin sudah meninggal. Pendarahan kemungkinan tidak sampai keluar karena sudah terjadi pembekuan darah di dalam tubuh.
Akibat. Akibat dari lepasnya ari-ari termasuk berat. Ibu hamil maupun janin bisa meninggal dan darah akan membeku. Janin yang masih bisa diselamatkan hanya pada solusio plasenta ringan.  Sulit mencari penyebab dari kasus ini, tapi diduga karena:
  • Ibu hamil yang usianya lebih dari 35 tahun
  • Tali pusat kurang panjang
  • Menderita darah tinggi kronis
  • Kurangnya asam folat
  • Mengalami pre-eklampsia (gejala keracunan kehamilan)
Kasus ari-ari terlepas ini memang mirip dengan gejala plasenta menutup jalan lahir (plasenta previa). Dokter bisa membedakan dari gejala yang ditimbulkan. Kalau kasus plasenta lepas, rahim tak berhenti menegang dan terjadi pendarahan dengan warna kehitaman. Sedangkan untuk kasus plasenta previa, terjadi pendarahan berwarna merah segar. Namun untuk memastikan dokter akan melakukan USG (ultrasonografi).  Penanganan. Dokter akan melakukan penanganan yang berbeda sesuai berat ringannya kasus lepasnya plasenta ini, yakni:
  • Solusio plasenta ringan. Sang ibu akan dirawat dirumah sakit dengan pengawasan khusus jika usia kehamilan kurang dari 36 minggu, pendarahannya berhenti dan ibu tidak merasakan sakit lagi. Namun jika pendarahannya tidak berhenti dan dari USG terdeteksi makin banyak bagian plasenta yang terlepas, kandungan akan diakhiri oleh dokter. Jika janin dideteksi masih hidup, akan diselamatkan dengan operasi caesar. Namun jika janin diketahui sudah meninggal, dokter akan memecahkan ketuban agar janin bisa dilahirkan.
  • Solusio plasenta sedang dan berat. Tindakan yang akan diambil adalah
    • Ibu hamil menerima tranfusi darah
    • Ketuban akan dipecahkan dan diinfus oksitosin agar persalinan bisa dipercepat
    • Jika persalinan dengan cara tersebut gagal, akan diambil tidakan operasi caesar agar nyawa ibu bisa diselamatkan.
Namun, tindakan terbaik adalah sebisa mungkin ibu hamil tak bosan-bosannya menjaga kesehatan kehamilannya agar kejadian tak diinginkan tak terjadi.

insertio vilamentosa

Inversio Uteri

Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri.
Pembagian inversio uteri :
1. Inversio uteri ringan : fundus uteri terbalik menonjol ke dalam kavum uteri
namun belum keluar dari ruang rongga rahim.
2. Inversio uteri sedang : terbalik dan sudah masuk ke dalam vagina.
3. Inversio uteri berat : uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah
keluar vagina.

Penyebab inversio uteri :
1. Spontan : grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan
intra abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).
2. Tindakan : cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta yang
dipaksakan, perlekatan plasenta pada dinding rahim.
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya inversio uteri :
1. Uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya.
2. Tarikan tali pusat yang berlebihan.
3. Patulous kanalis servikalis.
Frekuensi inversio uteri : angka kejadian 1 : 20.000 persalinan.
Diagnosis dan gejala klinis inversio uteri :
1. Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri yang hebat,
perdarahan yang banyak sampai syok. Apalagi bila plasenta masih melekat dan
sebagian sudah ada yang terlepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan dalam :
– Bila masih inkomplit maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri
cekung ke dalam.
– Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan dalam vagina teraba
tumor lunak.
– Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).
Penanganan inversio uteri :
1. Pencegahan : hati-hati dalam memimpin persalinan, jangan terlalu mendorong
rahim atau melakukan perasat Crede berulang-ulang dan hati-hatilah dalam
menarik tali pusat serta melakukan pengeluaran plasenta dengan tajam.
2. Bila telah terjadi maka terapinya :
– Bila ada perdarahan atau syok, berikan infus dan transfusi darah serta perbaiki
keadaan umum.
– Segera itu segera lakukan reposisi kalau perlu dalam narkosa.
– Bila tidak berhasil maka lakukan tindakan operatif secara per abdominal
(operasi Haultein) atau per vaginam (operasi menurut Spinelli).
– Di luar rumah sakit dapat dibantu dengan melakukan reposisi ringan yaitu
dengan tamponade vaginal lalu berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.
Sumber
Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi & Obstetri Patologi. Jilid I ed. ke-2. dr. Delfi Lutan Sp.OG (editor). Jakarta : EGC. 1998. 298-306.

Senin, 21 November 2011

plasenta previa

Placenta Previa

PDFPrintE-mail
Share77Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri internum. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan persalinan. Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar, berupa organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi. Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi.

Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu:


- plasenta previa totalis : bila seluruh pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta,
- plasenta previa lateralis : bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta,
- plasenta previa marginalis : bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir,
- plasenta previa letak rendah : bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.
Etiologi atau penyebab plasenta previa belum jelas. Bahwasanya vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas yang tinggi atau sering melahirkan
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian dugaan itu salah.
ANATOMI
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm. Beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah korion.
Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah yang berasal dari ruang interviller di atas. Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Perubahan-perubahan terjadi pula pada jonjot-jonjot selama kehamilan berlangsung. Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari lapisan sitotropoblast sel-sel berkurang dan hanya ditemukan sebagai kelompok-kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan pembuluh-pembuluh darahnya lebih besar dan lebih mendekati lapisan tropoblast.
INSIDENS
Insidens atau kejadian plasenta previa adalah satu dari 250 kehamilan. Insidens berganda pada kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga. Wanita berumur lebih dari 30 tahun cenderung mendapat plasenta previa.
ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti plasenta previa belum diketahui. Kondisi yang multifaktorial telah dipostulatkan berhubungan dengan multipara, gestasi berkali-kali, umur kehamilan dini, kelahiran dengan sesarea sebelumnya, abortus, dan mungkin merokok. Berbeda pada pedarahan trimester awal, pada perdarahan trimester dua dan tiga biasanya sekunder karena implantasi abnormal dari plasenta. Plasenta previa diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate) pada bagian bawah (kauda) uterus. Dengan melekatnya dan bertumbuhnya plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.
KLASIFIKASI
Klasifikasi plasenta previa yang dikenal adalah
1. Plasenta previa totalis : Ostium uteri interna tertutup sempurna oleh plasenta
2. Plasenta previa parsial : Ostium uteri interna tertutup sebagian oleh plasenta
3. Plasenta previa marginal : Tepi plasenta berada pada margin ostium uteri interna
4. Plasenta letak rendah : plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim dimana tepi plasenta tidak mencapai ostium uteri interna, tetapi berdekatan dengan ostium tersebut.
Ciri-ciri plasenta previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri
2. Perdarahan berulang
3. Warna perdarahan merah segar
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
5. Timbulnya perlahan-lahan
6. Waktu terjadinya saat hamil
7. His biasanya tidak ada
8. Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
9. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina
10. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
11. Presentasi mungkin abnormal
Diagnosis plasenta previa ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa pemeriksaan:
1. Anamnesis
Gejala pertama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III). Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan luar:
Inspeksi (penglihatan):
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah beku dan sebagainya
- Kalau telah bwrdarah banyak maka ibu kelihatan anemis (pucat)
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
- Sering dijumpai kesalahan letak janin
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul
- Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan kecuali fasilitas operasi segera tersedia.
Pemeriksaan dengan Alat:
- Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum
- Pemeriksaan USG:
a. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 % identifikasi plasenta previa
b. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %
c. MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan plasenta perkreta.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa, laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat dilihat dengan inspekulo.
Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix.
Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan ruptur pembuluh darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.
Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa adalah Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Tujuan seksio sesarea :
1. Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Tempat implantasi plasenta previa terdapat banyak vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi sumber perdarahan karena adanya vaskularisasi dan susunan serabut otot dengan korpus uteri.
2. Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada serviks uteri, jika janin dilahirkan pervagina.

askeb 4 patologi kebidanan

askeb IV (patologi kebidanan)

MATERI ASKEB IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI


Definisi
Ketidakmampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya (fertilitas) tidak dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta tidak mendapatkan bayi tanpa resiko apapun atau well health mother dan well born baby dan selanjutnya tidak dapat mengembalikan kesehatan dalam batas normal
Tujuan
• menurunkan angka m,ortalitas dan morbiditas khususnya pada wanita
• memberikan KIE dan motifasi gejala dini tentang gangguan sistem reproduksi wanita
• KIE untuk menghindari keganasan penyakit sistem reproduksi dan memperkecil faktor predisposisi - Meningkatkan pendidikan masyarakat tentang kesehatan Gangguan sistem reproduksi pada ibu :
1. MASTITIS
Peradangan payudara adalah hal yang sangat biasa pada wanita yang pernah hamil, malahan dalam praktek sehari-hari yang tidak hamil pun kadang-kadang kita temukan mastitis.
a. Jenis Mastitis di bagi menjadi :
1) Mastitis gravidarum
2) Mastitis kuerperalis penyakit ini boleh dikatakan hampir selalu timbul pada waktu hamil atau laktasi.
b. Etiologi
Pada umumnya yang dianggap porte d’entrĂ©e dari kuman penyebab adalah putting susu yang luka atau lecet dan kuman perkontinuitatum menjalar ke duktus-duktus dan sinus. sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah stavilokokus aureus.
Penyebab Mastitis diantaranya :
• Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis
• Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadi payudara bengkak - BH yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement. Kalau tidak disusu dengan adekuat bisa terjadi mastitis
• Ibu yang diet jelek, kurang istirahat, anemi akan mudah terkena infeksi
c. Patofisiologi
Tingkat penyakit ini ada dua yakni tingkat awal peradangan dan tingkat abses. Pada peradangan dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri setempat, taraf ini cukup memberi support mamae itu dengan kain tiga segi, supaya tidak menggantung yang memberikan rasa nyeri, dan disamping itu memberi antibiotika.
Dalam hal antibiotika dapat dikemukakan bahwa kuman dari abses yang dibiakkan dan diperiksa resisitensinya terhadap antibiotika, ternyata banyak yang resisitensi terhadap penisilin dan stertomisin.
Dari tingkat radang ke abses berlangsung sangat cepat karena oleh radang duktulus-duktulus menjadi edemetus, air susu terbendung dan air susu yang terbendung itu bercampur dengan nanah. Gejala abses ini ialah nyeri bertambah hebat dipayudara, kulit diatas abses mengkilap dan suhu tinggi (39-40°c).
D. GAMBARAN KLINIS
Pada mastitis akan ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
• Bengkak, nyeri seluruh payudara atau nyeri lokal
• Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
• Payudara keras dan berbenjol-benjol (merongkol) - Panas badan dan rasa sakit umum
2. FIBRIODENOMA
Adalah penyakit wanita muda dengan frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20-25 tahun. Benjolan-benjolan tersebut sama sekali bukan berarti suatu penyakit karena kadang-kadang akibat pertumbuhan berlebih pada lobulus payudara. Tercatat 6 dari 10 benjolan ditemukan pada wanita dibawah 20 tahun dan relatif tidak berkembang menjadi benjolan lainnya dikemudian hari.
Menurut wilson dalam buku Cristoper-Davis, ada hubungan dengan kadar hormon wanita dalam darah dan penyakit ini, karena dapat timbul pada binatang percobaan dengan pemberian estrogen.Tumor ini dapat timbul soliter atau multiple, gampang digerakkan, berbentuk licin, sama sekali bebas dari jaringan payudara disekitarnya dan tidak berubah-rubah besarnya dengan siklus haid. Putting susu tidak memperlihatkan ada perubahan dan sama sekali tidak nyeri spontan atau nyeri tekan.
3. KISTA SARKOMA FILLODES
a. jenis Penyakit ini adalah fibriodenoma yang tumbuh meliputi seluruh mamae. Adakalanya demikina besar,nyaris tidak tergendong oleh penderita.
b. Etiologi Nama kistosarkoma fillodes berasal dari muller (1938)karena mengandung kista-kista besar diantaranya banyak sekali jaringan ikat sehingga waktu itu diduga sarkoma. Tumor ini biasanya jinak, tetapi beberapa dinataranya mempunyai potensi untuk menjadi fibrosarkoma.
Tumor ini timbul biasanya pada umur 35-40 tahun. Kulit diatas tumor mengkilat, regang, tipis, merah, dengan pembuluh-pembuluh balik yang melebar dan panas. Pembesaran kelenjar regional atau metastasis jarang ditemukan. Hal inilah yang menjadi petunjuk untuk memmbedakan tumor ini dari kanker karena jarang sekali kita menemukan kanker payudara dengan ukuran diameter 10-12 cm ayng tidak bermetastasis dan menginfiltrasi kulit atau toraks.
Oleh karena tumor ini cepat tumbuhnya, kadang-kadang perdarahannya tidak mencukupi dan sering timbul nekrosis dan radang pada kulit. Tumor ini kadang-kadang-walaupun menurut pemeriksaan patologi jinak-memberikan residif.
Maka tindakan sebagai terapi, sesuai dengan sifatnya yang mempunyai potensi untuk ganas,juga lebih radikal dari fibroadenoma. Kita bisa mengerjakan masektomi ditambah dengan pengangkatan vasia pektoralis. Pasca bedah diberi radiasi.
4. SARKOMA
5. KANKER PAYUDARA
a. Jenis Klasifikasi kanker payudara terdiri dari 2 macam yaitu klasifikasi patologik dan klinik.
1) Klasifikasi patologik terdiri dari:
- Kanker puting payudara atau pagets disease Pagets disease adalah bentuk kanker dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu yang biasanya merah dan menebal. Suatu tumor sub areoler bisa teraba. Sedang pada umumnya kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk, lain halnya dengan pagets disease ini prognosisnya lebih baik. Sebenarnya penyakit ini adalah suatu kanker intra duktal yang tumbuh di bagian terminal dari duktus laktiferus secara patologik ciri-cirinya ialah: sel-sel pagets (seperti pasir) hypertrofi sel epidermoid, infiltrsi sel-sel bundar dibawah epidermis. - Kanker duktus laktiferus:papillary, comedo, adenocarsinoma dengan banyak fibrosis (scirrhus), medullary carsinoma dengan infiltrasi kelenjar, semuanya infiltrating.
Non infiltrating papillari karsinoma bisa terbentuk dalam setiap dukutus laktiferus dari yang terbesar sampai yang sekecil-kecilnya. Kadang-kadang sulit sekali dibedakandari papilloma. Comedo karsinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan intra ductal, sering dengn nekrosis sentral, sehingga pada permukaan potongan terlihat seperti isi kelenjar. Jarang sekali comedo karsinoma pada saluran saja, biasanya mengadakan infiltrasi ke sekitarnya, menjadi infiltrating comedo carsinoma.
Adenokarsinoma dengan infiltrasi dan fibrosis. Ini adalah kanker payudara yang lazim ditemukan. 75 % dari kanker payudara adalah tipe ini oleh karena banyak fibrosis, umumnya agak besar dan keras. Juga disebut kanker tipe scirrbus : tumor mengadakan infiltrasi kekulit dan kedasar. - Kanker dari lobulus: infiltrating dan non-infiltrating Ini yang timbul sering sebagai carcinoma insitu dengan lobulus yang membesar. Secara miskroskopis kelihatan lobulus atau kumpulan lobulus dengan berisi kelompok sel-sel asinus dengan beberapa mitosis. Kalau mengadakan infiltrasi, hampir tidak bisa dibedakan dari tipe scirrhus. Sepatah kata tentang karsinomatosa, suatu penyakit yang sangat ganas dan sangat cepat jalannya.
Penyakit ini dapat timbul pada waktu menyusui, akan tetapi juga diluar waktu tersebut. Dapat kita ketahui bahwa oprasi dapat mengakibatkan penyebaran yang sangat cepat dan kematian. Pendapat umum ialah mastitis karsinomatosa dibiopsi dan diradiasi saja dengan atau tanpa hormon.
2) Klasifikasi klinik kanker payudara
disamping klasifikasi patologis, juga mempunyai klasifikasi klinik. Sebelum 1968, diklinik bedah sering dipakai klasifikasi steinthal. Steinthal
1 : kanker payudara sampai 2cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar. Steinthal
2 : kanker payudara 2cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar dikelenjar ketiak. Steinthal
3 : kanker payudara 2cm atau lebih dengan anak sebar, dikelenjar ketiak, infra dan supra klafikula; atau infiltrasi vasia pektoralis atau kekulit; atau kanker yang apert (memecah kekulit). Steinthal
4 : kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ketengkorak, atau tulang punggun, atau paru-paru, atau hati dan panggul.
b. Etiologi Etiologi kanker payudara belum dapat di jelaskan.
Terdapat faktor genetik karena kanker payudara cenderung terjadi pada keluarga. Melahirkan sebelum usia 30 tahun tampaknya bersifat protektif. Tumor jinak pada vagina
a. Tumor Kistik Tumor di vagina pada umumnya mempunyai sifat yang sama dengan yang didapatkan pada vulva. Tumor vulva dan vagina hendaknya dibedakan dari vaginitis emfisematosa. Dapat juga kista saluran muller terjadi di dekat serviks biasanya soliter akan tetapi dapat multipel. Kista ini dilapisi epitel seperti endoserviks, berisi cairan musin.
b. Tumor Solid Pada umumnya juga mempunyai sifat yang sama pada uretra dan yang terdapat pada vulva, kecuali granuloma, tumor muksoid serta adenosis vagina.
Granuloma: bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi kolporasi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai berthun-tahun. Tumor muksoid vagina: konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan seperti miksomatosa, jarigan pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat pada daerah glutea, fossa iskheorektalus, serta apabila terdpat di vagina berada pada daerah parakolpos.
Kadang-kadang kambuh kembali dan dapat juga menjadi ganas. Adenosis vagina: berasal dari sisa saluran paranesonefridikus muller berupa tumor jinak vagina, terutama dekat serviks uteri terdiri dari epitel torak, yang mengeluarkan mukus. Adeosis vagina ini dapat disebabkan karena pemberian dietil still bestrol atau hormon sistesis lain diberikan pada ibu penderita pada waku hamil muda ( syndrom Dees ).
Diagnosis ditegakan dengan kolkoskopi yang terlihat sebagai ulserasi kemudian dilanjutkan dengan biopsi dan pemeriksaan histopatologi. Tumor jinak pada vulva Tumor jinak di daerah vulva yang banyak dijumpai adalah kista kelenjar bartolini d an fibroma vulva.
a. Kista kelenjar bartolini Kista kelenjar bartolini merupakan bentuk radang menahun Bartholini. Abses kelenjar bartholini diserap isinya, sehingga tinggal kantung yang mngandung cairan yang disebut kista bartholini. Pengobatan kista bartholini adalah dengan mengangkat seluruh kista dan marsivialisasi. Opersi ini memerlukan keahlian sehingga perlu dilakukan di rumah sakit.
b. Fibroma vulva Fibroma vulva merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan ikat vulva, bertangkai, dan berlokalisasi seringkali di bibir besar ( labium mayus). Diameternya dapt beberapa sentimeter, sampai mempunyai berat beberapa kilogram. Pengobatan fibroma vulva adalah dengan jalanmemotong tangkainya serta menjahit kembali sehingga tidak terjadi perdarahan. Tumor jinak pada uterus Mioma Uteri
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot rahimnya dominan. Kejadian mioma utri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operasi. Sebagian penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan.
Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum datang haid (menarche) dan akan mengalami pengecilan setelah mati haid (menopause). Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma uteri masih tetap besar dan tambah besar,kemungkinan degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sabalum menarche, hal itu pasti bukan mioma utri tetapi kista ovarium dan kemuingkinan besar menjadi ganas.
Patologi pertumbuhan mioma uteri
Berdasarkan teori genitoblast (sel nest) Meyer dan de Snoo, dan rangsangan terus – menerus setiap bulan dari estrogen, maka perumbuhan mioma uteri terjadi : berlapis seperti berambang lokalisasi bervariasi :
a) subserosa - dibawah lapisan peritonium - dapat bertangkai dan melayang dalam kavum (ruangan) abdomen
b) intramural - didalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan
c) submukosa - di bawah lapisan dalam rahim - memperluas permukaan ruangan rahim - bertangkai dan dapat dikeluarkan melalui kanalis servikalis
d) servikal mioma - tumbuh di daerah servik uteri Gejala klinik mioma uteri Gejala klinik mioma uteri adalah : pendarahan tidak normal Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia.
Beberapa faktor yang mejadi penyebab perdarahan ini, antara lain adalah :
a. pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma endometrium.
b. permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa.
c. Atrofi endometrium di atas mioma sub mukosa.
d. Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat mejepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. penekanan rahim yang membesar penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi :
e. terasa berat di abdomen bagian bawah
f. sukar miksi atau defekasi
g. terasa nyeri karena tertekannya urat saraf. gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi :
h. kehamilan dapat mengalami keguguran
i. persalinan prematuritas
j. gangguan saat proses persalinan
k. tertutupnyan saluran indung telur menimbulkan infertilitas
l. kala tiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan. Diagnosis Sering kali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan pada perut bagian bawah. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat uterus, yang umumnya terletak di garis tengah atau pun agak ke samping, sering kali teraba berbenjol-benjol.
Mioma suberosum dapat mempunyai tangkai yang berhubungan dengan uterus. Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, yang ditegakkan dengan pemeriksaan dengan uterus sonde. Mioma submukosum kadang kala dapat teraba dengan jari yang masuk ke dalam kanalis servikalis, dan tersanya benjolan pada permukaan kavum uteri.
Diagnosis banding yang perlu kita pikirkan tumor abdomen di bagian bawah atau panggul ialah mioma sub serosum dan kehamilan; mioma submukosum yang dilahirkan harus di bedakan dengan inversio uteri; mioma intramural harus di bedakan dengan suatu adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korposis uteri atau suatu sarkoma uteri.
USG abdominal dan trasvaginal dapat membantu dan dugaan klinis. Adenomiosis Uteri Endenomiosis adalah implantasi jaringan endometrium di luar kavum uteri.
Pembagian endometriosis:
1) Endomeriosis eksterns (endometriosis) adalah implantasi jaringan endometrium di luar kavum uteri
2) Endometriosis interna (adenomiosis) adalah implantasi jaringan endometrium dalam otot rahim Akibat implantasi endometrium yang masih aktif dalam otot rahim terjadi perubahan pada saat menstruasi atau aktivitasnya mengikuti perubahan hormonal.
Pada saat menstruasi, endometrium mengalami proses menstruasi tetapi darah tidak mempunyai saluran untuk keluar sehingga terjadi timbunan darah. Timbunan darah ini saat menstruasi menimbulkan rasa sakit. Mekanisme terjadi endometriosis inteerna atau adenomiosis karena jaringan otot terbuka saat kontraksi persalinan atau waktu kuretase sehingga terjadi invasi endometrium kedalam otot rahim.
Gejala klinis adenomiosis: Gejala klinik yang dijumpai pada adenomiosis adalah: Menoragia: perdarahan banyak saat menstruasi
Dismenorea sekunder: rasa sakit saat menstruasi Dispareunia:
rasa sakit saat hubungan seksual
Endometriosis
Endometriosis (endometriosis eksterna) merupakan implantasi jaringan endometrium di luar uterus yang di jumpai pada umur relatif muda. Lokalisasi sebaran endometrium dapat terjadi di: ovarium, dalam bentuk kista coklat peritonium, sekitar uterus menyebabkan infertilitas septum rektovaginalis umbilikus apendiks bekas luka: episiotomi, laparatomo (SC)
Terjadinya penyebaran endometrium ke berbagai tempat dapat di jelaskan dengan beberapa teori sebagai berikut:
Teori regurgitasi sampson
a. darah menstruasi mengalir ke dalam kavum abdomen
b. sel endometrium dapat tertanam tumbuh dan hidup
c. rangsangan hormonal berpengaruh sehingga terjadi proses mengikuti siklus menstruasi Teori metaplasia meyer
d. sel yang berasal dari selom tumbuh dan menerima rangsangan hormonal ekstroge dan progestero
e. sel mengalami metaplasi menjadi jaringan endometrium dan meliputi siklus menstruasi Penyebaran secara limfogen dari halban
f. sel endometrium masuk ke sirkulasi aliran limfa dan menyebar pada beberapa tempat
g. sel hidup dan mendapat rangsangan ektrogen dan progesteron dalam proses siklus menstruasi penyebaran mengikuti aliran darah penempelan kembakli sel endometrium
h. dapat menerangkan tumbuh kembangnya ssel endometrium pada bekas operasi SC atau sekitar uterus
i. bekas irisan operasi episiotomi Gejala klinis endometriosis
Gejala endometriosis terjadi kerena pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sehingga terjadi siklus menstruasi. Rasa nyeri terjadi karena vaskularisasi yang meningkat dan deskuamasi struma dan sel jaringan endometrium.
Gejala klinis endometriosis dalam bentuk: dismenorea: nyeri abdomen sesuai dengan waktu menstruasi, terdapat rasa kemeng terutama pada saat menstruai dispareunia: nyeri saat hubungan seksual nyeri pada saat devekasi: pada endometriosis dimdimg rektosignoid perubahan menstruasi dalam bentuk polimenorea atau hipermenorea (menoragia) infertilitas: gangguan saluran tuba falopi sehingga tidak berfungsi sebagai saluran ovum spermatozoa dan tempat konsepsi dan gangguan mobilitas tuba saat melakukan penanganan ovum karena pelekatan.
Tumor jinak pada tuba Tumor tuba uteri dapat berupa neoplasma maupun non neuplasma. Tumor tuba utrina yang neoplastik jarang sekali ditemukan Endometriosis yang sebenarnya bukan neoplasma lebih sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas.
Tumor neoplasmik jinak dekat tuba: kista parovarium (adalah sisa dari epoophoron) terletak di antara tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasamya tidak mencapai 4 cm. dinding kista ini tipis terdapat epitel kuboid atau datar yang di kelilingi oleh jaringan pengikat dan lemak.
Kista berisi cairan jernih. Tumor jinak pada ovarium Ovarium mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak maupun tumor ganas.
Pembagian tumor ovarium secara praktis adalah sebagai berikut:
tumor jinak kistik
- kistoma ovarii simplek
- kistoma ovarii serosum
- kistoma ovarii musinosum
- listoma dermoid tumor jinak padat (solid)
- fibroma ovarii - tumor brener
- tumor sisa adrenal
Gambaran klinik tumor ovarium
Pertumbuhan tumor uvarium dapat memberikan gejala karena besarnya, terdapat perubahan hormonal atau penyulit yang terjadi. Tumor jinak ovarium yang dianeternya kecil sering di temukan secara kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti.
Gejala akibat tumor ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut: g
ejala akibat pertumbuhan
- menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
- mengganggu miksi atau defekasi
- tekanan tumor dapat menimbulkan opstipasi atau oedem pada tungkai bawah gejala akibat perubahan hormonal ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila terjadi tumor menimbulkan gangguan terhadap patrun menstruasi.
Tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, sedang tumor arhenablaskoma menimbulkan amenorea. gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor perdarahan intra tumor perdarahan, menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat perputaran tangkai - tumor bertangkai sering terjadi perputaran tangkai secara perlahan sehingga tidak banyak menimbulkan rasa nyeri abdomen - perputaran tangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen mendadak dan segera memerlukan tindakan medis terjadi infeksi pada tumor Karena suatu hal terjadi infeksi kista ovarium sehingga menimbulkan gajala infeksi, yaitu badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu aktifitas sehari – hari. robekan dinding kista Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista tumpah ke dalam ruangan abdomen. degenerasi ganas kista ovarium Keganasan kista ovarium sering di jumpai: - kista pada usia sbelum menarce - kista pada usia di atas 45 tahun sindrom meigs Sindrom yang di temukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma ovarii, asites, dan hidrotoraks. Dengan tindakan operasi fibroma ovarii, maka sindrom akan menghilang dengan sendirinya.
Diagnosa Pembesaran pada abdomen bagian bawah merupakan salah satu keluhan yang mendorong untuk melakukan pemeriksaan. Tumor ovarium dapat dibedakan saat melakukan pemeriksaan dalam. Menghadapi tumor jinak ovarium perlu dilakukan pemeriksaan tentang konsistensi, besar permukaannya dan sebagainya.
Disamping itu perlu dilakukan diagnosis banding :
kehamilan
• Terlambat bulan
• Gejala hamil muda
• Terasa gerakan janin atau balotemen
• Hasil pemeriksaan laboratorium mendukung kehamilan subserosa mioma uteri bertangkai Sering dibedakan dengan tumor padat ovarium.
Dengan alat ultrasonografi, diagnosis banding antara kista ovarium, kehamilan atau subserosa mioma uteri dapat dibedakan dengan jelas. Bila bidan dalam tugasnya dapat menegakkan kemungkinan tumor di bagian bawah abdomen, segera melakukan konsultasi atau merujuk ke puskesmas atau langsung ke dokter ahli kandungan. Tumor ovarium memerlukan tindakan yang spesialistis. Bidan bertugas untuk memberikan komunikasi, informasi, edukasi dan motivasi (KIEM) tentang pengobatan tumor dengan pengobatan modern dan tindakan operasi.
6. Ibu Dengan Gangguan Sistem Reproduksi Tumor Ganas Pada :
VULVA Jenis-jenisnya
a. Karsinoma vulva Epidemologinya 80-85% terdapat pada wanita baki (pasca menopause), terutama yang dalam dekade ke-7 sebagai puncak insidensi, paling tidak mengenahi 30 % wanita kelompok umur 50-70 tahun, dan merupakan 3-4 % dari semua keganasan ginekologik.
Karsinoma vulva jarang ditemukan pada golongan umur < 45 tahun dan jauh lebih jarang lagi pada wanita hamil. Umumnya ditemukan pada golongan sosial ekonomi rendah dan higien seksual yang kurang mendapat perhatian, obesitas dan hipertensi (50 %). Paritas dan suku/ras tidak mempunyai peran. Iritasi menahun seperti pada limfogranula inguinale, kondiluma akuminata, kondiloma lata, kondisi distriphia kulit vulva seperti pada lichen scelerosus etrophicus, leukoplakia, dan kraurosis diduga sebagai pemicu timbulnya karsinoma vulva. Penyebab Tidak banyak diketahui faktor penyebab jenis tumor ganas ini, meskipun disebut tentang lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menepause (40 tahun) dalam riwayat penyakitnya. Faktor etnik tak berpengaruh, meskipun lesi granulomatosa sering ditemukan pada suku negro.
Gambaran Klinis Biasanya makan waktu cukup lama sebelum penderita meminta pertolongan, oleh karena mereka pada umumnya dari golongan lansia (usia lanjut), malu untuk mengemukakan kepada rekan sebaya, apa lagii kepada mereka yang lebih muda. Bagi mereka yang masih kawin, umumnya sudah tak melayani suami lagi secara seksual dan tak pernah kelainan yang ada pada vulvanya disampaikan kepada suami, sampai pada saat timbul perdarahan atau mengeluarkan bau tak sedap yang menjadikan orang yang ada disekitarnya menanyakan kepadanya. Setelah ia sadar untuk berobat, masih ada kemungkinan keterlambatan lagi sampai berbulan-bulan dalam menegakkan diagnosis yang pasti akibat pemberian berbagai salep dan kremyang ternyata tidak memberi kesembuhan, justru menyebabkan penyakitnya menjadi lebih parah. Sekitar 25 % penderita datang berobat tanpa didahului oleh biopsi. Penderita datang dengan keluhan samar-samar mengenahi iritasi vulva atau pruritus (gatal-gatal) vulva. Diagnosis akan lebih mudah dibuat bila ditemukan benjolan, ulkus atau lesi yang berdarah. Nyeri biasanya dikeluhkan bila lesinya terdapat dekat klitoris atau uretra, karena perih waktu kencing. Superinfeksi dari lesi ganasjuga menimbulkan rasa sakit dan lebih banyak iritasi akibat keputihan yang terus menerus. Hanya sekitar 5 % yang datang dengan pembesaran kelenjar lipat paha atau abses sebagai keluhan utama.
b. Melanoma vulva Melanoma vulva adalah keganasan nomor dua pada vulva sesudah karsinoma. Hampir 5 % dari semua melanoma maligna muncul divulva yang merupakan hanya 1 % dari kuit permukaan seluruhn tubuh. Tempat predilekasidilabia minora dan klitoris, sering meluas kevagina dan urethra beruba benjolan (nodul)yang berwarna hitam kebiruan. Menyebar secra limfogen dengan membentuk satelit sekeliling tumor primer untuk kemudian bermetastasis ke kelenjar limfa regional. Bila terjadi penyebaran secra hematogen, anak sebar terdapat di paru-paru (tersering), kemudian otak hati dan jantung juga tidak jarang.
c. Adenokarsinoma Pada vulva jarang dan umumnya berasal dari kelenjar bartholin.
d. Basolioma (basal sel karsinoma) Biasanya ditemukan didaerah berambut, sesekali pada labiya mayora sebagai makula kemerahan/kecoklatan atau sebagai nodul kecil yang mengalami ulserasi di tenghanya (ulkus rodens). Lesi ini hamir tak pernah menyebar ke kelenjar getah bening, sebab itu eksis lokal yang luas sudah memadai untuk tujuan kuratif.
e. Penyakit paget Merupakan lesi intra epitel vulva, yang sering bersama-sam dengan munculnya adenokarsinoma kelenjar apokrin.
f. Karsinoma verukosa Karsinoma ini adalah keganasan pada vulva berbentuk tumor eksofitik seperti papil dalam kondiluma akuminata, atau seperti bunga kol. g. Sarkoma pada vulva Sarkoma vulva sangat jarang tapi metastasis berjarak jauh umum terjadi. Tumor ini histoligik dapat berupa leiomiosarkoma (paling sering), liposarkoma, rhabdomiosarkoma, fibrosrakoma, angiosarkoma, limfosarkoma, dan epitelioidsarkoma. Penyebaranya sangat cepat, karena secra hematogen. prognosis sangat buruk. Peran radioterapi dan kemoterapi sebagai adjuvans perlu dipertimbangkan.
h. Tumor ganas sekunder pada vulva Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina, uterus, yang merembet langsung atau secra limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah balik. Paling sering ditemukan adalah metastasis kariokarsinoma yang memberi gambaran khas berwarna biru kehitaman. Penangana dengan kemotherapi tunggal (MTX) atau kombinasi, tergantung dari faktor resikonya.
VAGINA
Jenisnya
a. Karsinoma vagina Epidemologi Kanker vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50 tahun ke atas. Insidens < dari 1 kasus baru per 100.000 populasi setahun.
Patologi Lesi yang biasanya muncul pada sepertiga bagian proksimal dinding belakang vagina, yang kemudian akan melibatkan septum rektovaginal. Tumor mulai sebagai lesi ulseratif dengan tepi induratif yang mudah berdarah pada sentuhan. Gambaran klinik
Karsinoma in situ labih sering didapat sebagai proses yang multifokal. Ia dapat ditemukan bersama-sama dengan tumor sejenis dibagian yang lain dari truktus genitalis, atau setelah pembedahan yang tidak radikal pada karsinoma in situ servik uterus, atau pasca radiasi karsinoma servik uterus. Adenokarsinoma yang jarang, dapat berasal dari urethra, kelenjar bartholin, atau sebagai metastasis dari karsinoma endometrium atau ovarium.
Mengingat dinding vagina begitu tipis, kebanyakan kanker vagina yang invasi pada saat didiagnosa, ditemukan dalam tingkat II. Jika seorang penderita merasa sakit waktu bersetubuh (dispareunia) dan berdarah kemungkinan ia mengidap tumor ganas hal ini perlu dipikirkan. Pada tingkat penyakit yang sudah lanjut, disertai flour albus dan foetor (berbau busuk).
Pada pemeriksaan in spekulo dapat ditemukan ulkus dengan tepi yang induratif atau pertumbuhan tumor yang eksofitik seperti bunga kol yang mudah berdarah pada sentuhan. Biopsi harus dibuat pada daerah yang dicurigai, sehingga bukti histologik dapat menegakan diagnosis.
TUBA FALOPI ADNEKSA
Tumor ganas primer tuba sangat jarang, lebih sering yang sekunder berasal dari tumor ganas ovarium, uterus, kolorektak, lambung dan payudara. Etiologi Hsu, Taymor dan Hertig membagi histologik tumor ini menjadi 3 jenis menurut keganasannya. jenis papiler ; tumor belum mencapai otot tuba dan diferensiasi selnya masih baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat di tunjukan. jenis papilo-alveoler (adenomatosa), tumor telah memasuki otot tuba dan memperlihatkan gambaran kelenjar. jenis alveo-meduler, terlihat mitosis yang atipik dan terlihat ivasi sel ganas ke dalam saluran linfa tuba. Prognosis Tergantung dari tingkatan klinik dan jenis histologik tumor. Karena umumnya penyakit di temukan terlambat maka AKH-5 tahun tidak seberapa baik (34,4%). Gambaran klinik Deteksi dini tumor ganas tuba fallopi sukar di upayakan. Perlu dapat perhayian khusus bila wanita usia 45-55 tahun, di temukan tumor adneksa di sertai rasa nyeri dan adanya getah vagina yang semula kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu di curigai adanya kemungkinan adanya tumor ganas tuba terutama pada nulipara atau primipara. Wanita beranak satu (sterilitas satu anak) biasanya oleh karena mengalami infeksi gonokokus yang menimbulkan peradangan tuba dan menjadi buntu. Perasaan nyeri ini dapat intermiten atau terus menerus dan menjalar ke pangkal paha dan punggung bagian bawah.
TUMOR GANAS OVARIUM
Jenis Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita. Insidensi rata-rata dari semua jenis di perkirakan 15 kasus baru per 100.000 populasi wanita setahunnya. Pertumbuhan tumor primer di ikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat menjadi kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi di rongga petut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan ascites. Tumor-tumor epitelial ovarium
Ada 2 jenis : serosa dan musinosa.
Kedua-duanya mempunyai kecenderungan untuk timbuh bilateral dan berimplantasi di rongga peritonium. Perubahan ke arah ganas terjadi pada yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo-musinosa merupakan satu variasi dari tumor dengan kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi. Tumor-tumor endometrioid, mesonephoroid dan brenner adalah jarang. Tumor-tumor sex-cord Di duga bahwa tumor jenis ini berasal dari mesenkhin gonad, yang potensial mampu mendiferensiasi ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita, hingga tumor dapat mengakibatkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasipada penderitanya. Tumor-tumor sel germinal (germcell tumours) Tumor ini berasal dari sel germinal dan derivatnya. Disgerminoma Paling umum dari kelompok tumor ini, merupakan homolog dari seminoma testis, biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radiosensitif. Tumor dengan permukaan rata, konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat gambaran- gambaran sel telur yang besar, bundar, ovoid, atau poligonal, terpisah oleh septa jaringan ikat. Teratoma Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu membentuk elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Teratoma pvarium bisa ditemukan dalam bentuk kistik maupun solid, bentuk kistik sudah dibicarakan sebagai kista dermoid yang tidak ganas. Teratoma ganas biasanya ditemukan pada anak-anak dan penderita pada masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor disamping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites. Tumor sering bilateral, mengadakan penyebaran didaerah sekitarnya sampai tempat-tempat diluar rongga panggul. Tumor Sinus Endodermal Umumnya ditemukan pada gadis atau wanita muda (20 th) dan sangat ganas. Jarang yang dapat bertahan hidup dari sejak diagnosis dibuat dan ditangani secara benar, sampai lebih dari 6-18 bulan. Khorikarsinoma Tumor ini berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri seperti khorikarsinoma sesudah kehamilan. Gonadoblastoma Tumor ini dijumpai dalam ovarium atau testis yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang menyerupai sertoli-leidig. Kebanyakn penderitanya wanita dan sering menunjukkan kario-tipe yang abnormal dengan mengandung kromosom y dan mempunyai potensi untuk menjadi ganas. Tumor-tumor yang berasal dari stroma ovarium Pada umumnya adalah fibroma, relatif sering ditemukan pada wanita usia lanjut, tumor uniklateral yang dapat mencapai ukuran besar. Sarkoma Ovarium Dijumpai pada segala umur, tumor ganas ini diklasifikasikan sebagai berikut: Sarkoma teratoid sering terdiri dari elamen-elemen tanpa diferensi, akan tetapi unsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. Tumor tumbuh cepat dengan prognosi jelek. Stromal sarkoma: berasl dari jaringan mesenkhim dan dapat ditemukan dalam 2 jenis yaitu stromal –cell sarkomna dan leiomiosarkoma. Prognosisny baik apabila tumor belum meluas pada saat operasi dilakukan. Sarkoma Paramesonefrik: merupakan mixsed mesodermal tumor, terdi atas sel-sel epitel yang tersusun tidak rata dan stoma yang berproliferasi cepat. Tumor ditemukan pada usia lanjut tumbuh cepat dan dapat menimbulkan rasa nyei di perut bagian bawah.
UTERUS
Jenis-jenisnya a. Karsinoma servik uterus Penyebabnya Sebab langsung dari kanker servik belum diketahui. Ada bukti kuat kejadianya mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, diantaranya yang penting : jarang ditemukan pada perawan (virgo), insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin dari pada yang tidak kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama dialami pada usia amat muda (kurang 16 tahun), insidensi meningkat dengan tingginya paritas, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat, mereka dari golongan sosial ekonomi rendah (higiene seksual yang jelek, aktifitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan) jarang dijumpai pada masyarakat yang suaminya disunat (sikumsisi), sering ditemukan pada wanita yang mengalami infeksivirus HPV. Patofisisologi Karsinoma servik timbul dibatas antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio) dan endoservik kanalis servik yang disebut sebagai squamous-columnar junction (SCJ). Histologik antara epitel gepeng berlapis (squamous komplek) dari portio dengan epitel silindris pendek selapis bersilia dari endoservik kanalis servik. Pada wanita muda SCJ ini berada diluar ostium uteri eksternum, sedangkan pada wanita berumur lebih dari 35 tahun, SCJ berada dalam kanalis servik. Pada awal perkembanganya kanker servik tak memberi tanda-tanda dan keluhan.
Tumor dapat tumbuh :
a. Eksofitik mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliferatif yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
b. Endofitik mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma servik dan cenderung untuk mngadakan infiltrasi menjadi ulkus
c. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan servik dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Gambaran klinis Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Perdarahan yang dialami segera habis senggama merupakan gejala karsinoma servik (75-80 %). Perdarahan yang tibul akibat terbukanya pembuluh darah makin lam akan lebih sering terjadi, juga diluar senggama.
Perdarahan spontan umumnya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut terutama pada tumor yang bersifat eksofitik. Adanya perdarahan spontan pervaginam saat berdefekasi perlu dicurigai kemungkinan adanya karsinoma servik tingkat lanjut. Adanya bau busuk yang khas memperkuat dugaan adanya karsinoma anemia akan menyertai sebagai akibat perdarah pervaginam yang berulang.
Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor keserabut saraf memerlukan pembiusan umum untuk dapat melakukan pemeriksaan dalam yang cermat, khususnya pada lumen vagina yang sempit dan dinding yang seklerotik dan meradang. Gejala lain yang dapat timbul ialah gejala-gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum tingkat akhir, penderita meninggal akibat perdarahan yang eksesis, kegagaln faal ginjal akibat nfiltrasi tumor ke urether sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi total.
b. Korpus uterus Tumor ganas korpus uterus dianggap primer jika berasall dari endometrium atau miometrium. Jika tredapat proses diendometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari mana asalnya maka tumor ganas tersebut dianggap sebagai tumor ganas uterus bila hasil histologik menunjukan jenis epidermoid.
Dianggap sebagai tumor ganas endometrium bila histologik berjenis adeno karsinoma. Frekuensi tumor ganas endometrium akhir-akhir ini meningkat karena usia wanita maningkat, disamping faktor-faktor lain yang memberi predisposisi hingga mempunyai resiko tinggi. Golongan resiko tinggi ialah penderita DM, hipertensi menahun, obesitas, perdarahan difungsional pada wanita subfertil akibat hiperestrogenisme, wanita dengan tumor ovarium yang memproduksi estrogen (tumor sel granulosa), usia perimenopausal (50-60 tahun).
Patologi 90 % tumor ganas korpus uterus adalah adenokarsinoma. Sisanya ialah karsinoma epidermoid, adenoakantoma, sarkoma dan karsino sarkoma. Gambaran klinik Pada awal dari penyakit pemeriksaan ginekologi tidak menghasilkan apa-apa. Penyakit biasanya tersembunyi dan membahayakan. Dalam banyak kejadian gejalanya dikaitkan dengan menopause berubah getah vagina kemerahan atau sesudah menopause. Rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi sering dikeluhkan. Dengan berlanjutnya proses berbagai keluhan tekanan akibat membesarnya korpus uterus dapat ditemukan. Pembesaran dan fiksasi uterus akibat infiltrasi sel ganas kedalam para metrium baru terjadi pada tingkatan lanjut. Setiap wanita pada masa klimakterium atau menepause yang mengalami perdarahan abnormal dari rahim, harus dicurigai akan adanya karsinoma endometrium.
c. Khoriokarsinoma
Merupakan neoplasma ganas yang timbul dari korion embrional dimana kedua lapisan epitel trofoblas terlibat. Uterus merupakan lokasi utama dari pertumbuhan dari primer tumor ini. Koriokarsinoma yang primer dapat berasal dari ovarium. Etiologi Kehamilan dalam jarak interval pendek : mal nutrisi dengan defisiensi protein diduga sebagai faktor penyebabnya.
Gejala klinik Dapat menyerupai kelainan ginekologi seperti abortus, atau perdarahan difungsional. Ditemukannya sel koriokarsinoma dalam kuretemen diagnostik. Akan tetapi bila mana pertumbuhan sel ganas terdapat didalam miometrium, akan luput dari sendok kuret, maka hasil biopsi dapat menjadi negatif palsu.
Ciri khas koriokarsinoma adalah bahwa tumor itu mensekresi HCG yang dapat dideteksi dalam air kemih penderita. OVARIUM Karsinoma ovarium metastatik Karsinoma ini biasanya bilateral dan solid.tumor primernya berasal dari korpus uterus, usus-usus,kelenjar tiroid. Kurang lbih 6 % dari karsinoma ovarium yang ditemukan saat operasi adalah metastatik. Termasuk dalam golongan ini adalah tumor krukenberg, yang mempunyai gambaran mikroskopik khas, berupa sel-sel yang menyerupai cincin signed ditengan-tengah stroma.
Gejala-gejala karsinoma metastatik pada umumnya mempunyai hubungan dengan tumor primernya,akan tetapi kadang kala adanya tumor yang mengisi rongga panggul disertai ascites menutupi gejala tumor primernya.
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala atau tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut : gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi kejaringan sekitar gejala diseminasi atau penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan bermanifestasi adanya ascites gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi atau hiperestrogenisme : intensitas gejala ini sangat berfariasi dengan tipe histologi tumor dan usia penderita.
Prosedur pemeriksaan
1. keganasan pada vulva melakukan konsultasi ke dokter untuk mendapat penmeriksaan sikologi cairan luka(ulkus) dan biopsi ulkus
2. keganasan vagina dalam menghadapi keganasan vagina atau keganasan alat reproduksi unmunya, bidan selalu harus melakukan pemeriksaan dalam dan melihat dengan spekulum. Keganasan vagina dapat dalam bentuk perlukaan dengan tepi padat dan menonjol, ulkus mudah berdarah, berntuk bunga kol dan tampak cairan yang bercampur darah. Bidan sebagai tenaga terlatih dapat mengambil cairan untuk pemeriksaan sitologi. Lebih lanjut bidan melakukan rujukan bila mencurigai kemungkinan keganasan ke dokter ahli, puskesmas atau RS.
3. keganasan mulut rahim gejala klinis stadium muda yaitu tanpa keluhan di temukan secara kebetulan, beser putih yang sulit sembuh, kontak berdarah, dan spoting gangguan patrun menstruasi.
Gejala klinis tersebut merupakan gejala stadium dini keganasan mulut rahim yang perlu mendapat perhatian bidan. Gejala klinis dalam stadium lanjut di antaranya beser putih di sertai darah, beser puti yang berbaau perdarahan berkelanjutan dan di sertai gejala anaksbar (metastase ) keganasan.
Bidan mengannurkan pemeriksaan pasca persalinan atau masa perpurium yaitu hari ke 42 (6 minggu) karena perlukaan servik (porti uteri). Setelah persalinan dapat menjadi tityik awal degenerasi ganas mulut rahim. Mulut rahim yang luka perlu di obati dengan nitrosargenti tinguna, albutil tingtura,temokauter, komisassi. Di samping itu di anjurakan untuk pemeriksaan papsmir.
Tehnik pengambilan cairan adalah
o spekulum di pasang tanpa melakukan pembilasan vulva
o ambilah lidi kapas, untuk mengambil cairan yang dapat pada kanalis servik (portio), uteri, daerah vornik posterior, daerah vornik lateralis
o ioleskan pada objek gelas
o masukan ke dalam kantong plastik
o bilas dengan alkohol 95 %-96% sekitar 5 menit
o keringakan di udara terbuka
o paparan parsmir telah siap di kirim ke dokter ahli patologi anatomi
o data -data lengkap tentang penderita jangan lupa di tuliskan